Selasa, 29 September 2009

INDONESIA VS MALYSIA

Jakarta:Saling klaim kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia kembali terjadi. Setelah Reog, lagu Rasa Sayange dan lainnya, kini yang menjadi rebutan adalah Tari Pendet.

Tari Pendet sendiri selama ini kita kenal berasal dari Bali. Jadi ketika ada negara yang coba mengklaim sebagai pemiliknya, tak ayal menjadi target serangan kritikan.

Salah satu media yang tengah ramai menyuarakan untuk 'memagari' Tari Pendet ini adalah Twitter. Berdasarkan pengamatan detikINET, gelombang dukungan dari pengguna Twitter Tanah Air pun terus bergulir hingga Kamis (20/8/2009) sore ini.

Tak ayal, subyek 'Pendet Dance', 'pendetindonesia', dan 'Bali' sudah wara-wiri di daftar 10 besar Trending Topics Twitter. Jadi bisa dibayangkan, geliat postingan terkait hal ini yang begitu besar.

Hampir seluruh postingan di Twitter tentunya coba mengamankan Tari Pendet sebagai kesenian asli Indonesia. Beragam komentar diutarakan, mulai dari dukungan hingga cacian.
Sumber Detik.com/twitter.com

--------------------------------------------------------------------------

Kasus Tari Pendet, Pemerintah RI akan Minta Klarifikasi
By Republika Newsroom
Rabu, 19 Agustus 2009

JAKARTA--Pemerintah Indonesia akan meminta klarifikasi kepada Pemerintah Malaysia terkait penggunaan tarian asal Indonesia, yakni tari pendet yang dijadikan sebagai iklan Visit Malaysia Year.Demikian disampaikan Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman saat menghadiri simposium dan workshop mengenai inventarisasi dalam rangka perlindungan warisan budaya tak benda Indonesia di Jakarta, Rabu (19/8).

Ia mengatakan, jika nantinya memang terbukti Pemerintah Malaysia menggunakan tarian pendet dalam iklan pariwisatanya, maka Pemerintah Indonesia akan menyampaikan teguran resmi terhadap Pemerintah Indonesia sehingga diperoleh kejelasan. Penggunaan tarian asal Indonesia dalam iklan pariwisata di Malaysia, menurut Tjetjep, sebenarnya tidak dipermasalahkan asalkan dalam iklan tersebut dicantumkan.

Tjetjep menambahkan, banyaknya penggunaan budaya Indonesia oleh Pemerintah Malaysia, terutama untuk jenis tarian dikarenakan banyaknya warga keturunan Indonesia yang telah menetap di Malaysia yang menyebarkan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
--------------------------------------------------------------------



Jangan Terprovokasi Tari Pendet di Iklan Malaysia
Jum'at, 21 Agustus 2009 - 13:38 wib
Ajat M Fajar - Okezone

JAKARTA - Departemen Luar Negeri menyarankan agar masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi seperti melancarkan protes, dengan tampilnya tari Pendet asal Bali di iklan visit year Malaysia.

Demikian dikatakan juru bicara Deplu Teuku Faizasyah dalam jumpa pers di Kantor Deplu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (21/8/2009).

"Kita harus lihat dahulu seperti apa, kalau hanya dijadikan background iklan, seharusnya kita tidak terprovokasi seperti melancarkan protes. Ini malah bisa jadi sarana promo kita," kata Faizasyah.

Dia menambahkan, Indonesia pernah menjadikan Eropa sebagai background iklan.

Ditanya mengenai tindakan Deplu terkait isu yang sempat ramai diperbincangkan itu, Faizasyah mengaku pihaknya belum melakukan tindakan apapun.

"Kalau itu sudah jadi isu publik akan kita tindak lanjuti. Intinya belum ada klaim dari pihak Malaysia, hanya iklan," pungkas dia.

Malaysia menampilkan tari Pendet dalam iklan komersil bidang pariwisata. Praktis hal ini menuai banyak protes. Sejauh ini Malaysia dituduh telah mengklaim beberapa kebudayaan milik Indonesia. Misalnya, reog Ponorogo dengan nama sisingaan, tari barong dengan nama barongan, lagu "Rasa Sayange" yang berasal dari Ambon, lagu "Es Lilin" asli Sunda, keris, angklung, dan batik.
----------------------------------------------------------------------

Seniman Bali Protes Klaim Malaysia atas Tari Pendet
Sabtu, 22 Agustus 2009 | 11:57 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar - Kalangan seniman Bali memprotes klaim Malaysia atas Tari Pendet yang digunakan dalam iklan Visit to Malaysia. Tindakan itu dianggap sebagai pencurian atas kekayaan budaya masyarakat Bali.

Seniman tari Wayan Dibia mengaku terkejut dengan kejadian itu. “Pendet adalah tari yang sudah ratusan tahun dimainkan warga Bali,” ujar mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu, Sabtu (22/8).

Pada awalnya, tari itu adalah tari sakral yang dipertunjukkan pada upacara ritual keagamaan untuk menyambut turunnya para dewa dari kahyangan.

Tetapi pada 1950, tarian tersebut dimodifikasi menjadi tari penyambutan tamu dengan mendapat sebutan khusus sebagai Tari Pendet Puja Astuti. Penciptanya Ni Ketut Reneng dan I Wayan Rindi menjadikan Pendet dengan empat penari sebagai bagian dari pertunjukan turistik di Bali Hotel (Denpasar).

Pada tahun 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet dengan lima penari yang bertahan hingga saat ini. ”Tahun 1962 kembali dimodifikasi sebagai tarian massal dengan 800 penari untuk pembukaan Asian Game di Jakarta,” jelas dia.

Protes kalangan seniman itu akan difasilitasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk menjadi protes resmi dari lembaga negara di Indonesia. Anggota DPD RI dari Bali Ida Ayu Mas menyatakan, sikap pihak Malaysia itu tidak bisa dibiarkan. ”Apalagi sudah ada beberapa kejadian sebelumnya,” ujar dia.

Sementara itu DPD RI juga akan meminta pemerintah Indonesia untuk merlindungi karya-karya budaya nusantara. Misalnya dengan mengurus hak cipta dari komunitas budaya di Indonesia. Karya-karya itu harus dianggap sebagai kekayaan bangsa yang tidak bisa sembarangan diklaim bangsa lain.

--------------------------------------------------------------------

Tari Pendet Adalah Seni Budaya Bali
Agustus 23, 2009 - 4:38
Kategori Berita Terkini, Nasional

JAKARTA (Pos Kota) –Munculnya tari pendet dalam Iklan Visit
Malaysia Year yang dianggap sejumlah pihak sebagai klaim sepihak
dari Malaysia, mendapat tanggapan dari Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata.

“Kita harus melihat konteks masalahnya. Karena dalam iklan
pariwisata kita juga sering tampilkan Barongsai, sebagai daya
tarik bahwa di Indonesia juga ada atraksi Barongsai. Tetapi kita
tidak pernah mengklaim Barongsai itu milik Indonesia, melainkan
seni budaya itu berasal dari Cina. Jadi selama tidak secara
langsung diklaim ya tidak apa-apa,” kata Direktur Promosi Luar
Negeri, Ditjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
(Depbudpar) Prof.DR. I Gde Pitana.

Menurut Pitana, tarian Pendet merupakan seni budaya asli Bali
dengan demikian Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)-nya adalah milik
masyarakat Bali. “Mengenai perlindungan HAKI atau Intellectual
Property Rights bidang seni budaya, Depbudpar bersama Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) telah melakukan nota
kesepahaman (MoU), “ujarnya.
-----------------------------------------------------------------

Budayawan Malaysia: Saya Belum Lihat Iklan Tari Pendet
Senin, 24 August 2009 07:31 WIB
Jakarta, (tvOne)

Budayawan Malaysia Raja Ahmad Aminullah mengku belum melihat iklan pariwisata Malaysia yang menunjukkan tari pendet sebagai bagian dari budaya mereka. Menurutnya, iklan pariwisata itu hanya diputar di luar negeri, dan bukan di Malaysia.

Ditanya mengenai pendapatnya tentang klaim tari pendet oleh Malaysia, dia menyatakan kesedihannya. “Saya pribadi merasa sedih dan kesal. Seni dan budaya seharusnya adalah bidang untuk menghubungkan, bukan merenggangkan. Kalau ada masalah, harus diselesaikan dengan kepala dingin,” katanya dalam perbincangan di Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne.

Dalam kesempatan yang sama, budayawan Indonesia Putu Wijaya menambahkan, kita memang harus menghadapinya dengan kepala dingin, tapi tidak ingin menjadi es.

“Kami tidak ingin berkelahi, tapi kalau ditantang apa boleh buat? Ini bukan pertama kalinya terjadi. Apa motivasi di balik semuanya? Apakah bisnis atau politis? Atau hanya keteledoran. Pemerintah bisa tenang, tapi rakyat tidak bisa kalau terus menerus diganggu seperti ini. Kami merasa diganggu,” kata Putu Wijaya.

----------------------------------------------------------------------

Discovery Channel Tarik Iklan Tari Pendet
Senin, 24 Agustus 2009 - 14:32 wib
Yuni Herlina Sinambela - Okezone

JAKARTA - Setelah menimbulkan kontroversi, pihak Discovery Channel akhirnya menarik iklan Visit Malaysian Year yang di dalamnya terdapat sequel Tari Pendet, pada Senin (24/8/2009).

"Penarikan mulai hari ini atas inisiatif mereka sendiri," ujar Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman kepada wartawan di Jakarta.

Seperti diketahui, pihak discovery bertindak selaku pembuat iklan tersebut. Saat ini Pemerintah Malaysia masih melakukan penyelidikan mengapa Tari Pendet bisa masuk dalam iklan Visit Malaysian Year.

"Bahwa ini hanya kekeliruan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, saat ini masih dilakukan penyelidikan agar ditemuakan solusi dari masalah yang timbul, agar hubungan Indonesia dan Malaysia tetap baik-baik saja," ujar kuasa usaha sementara Kedutaan Besar Malaysia, Amran Mohammad Zein.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Mendubpar Jero Wacik sebelumnya telah mendesak agar Discovery Channel menarik tayangan iklan di atas. Namun permintaan tersebut ternyata baru dipenuhi hari ini.
--------------------------------------------------------------------

Selasa, 25 Agustus 2009 06:31 WIB
Penulis : Edy Asrina Putra
Kementerian Pelancong Malaysia Bantah Klaim Tari Pendet

JAKARTA--MI: Kementerian Pelancongan Malaysia membantah menampilkan Tari Pendet dalam iklan promosi pariwisata mereka. Hal itu diutarakan Widyarka Ryananto, staf fungsi penerangan dan sosial budaya KBRI di Kuala Lumpur, kepada Media Indonesia, Senin (24/8).

"Kementerian Pelancongan Malaysia telah menyatakan dalam iklan pariwisata mereka Visit Malaysia tidak ada Tari Pendet," kata Widyarka. Tari Pendet, lanjut Widyarka, muncul dalam iklan promosi program (teaser) Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia.

Enigmatic Malaysia adalah judul dari enam film dokumenter yang diproduksi oleh sebuah rumah produksi Malaysia bernama KRU Studios Production untuk memperingati kemerdekaan 'Negeri Jiran'. "Itu sebuah PH (production house) Malaysia yang memiliki cabang di Indonesia, Singapura, dan beberapa negara Eropa," terang Widyarka.

Enam film dokumenter itu adalah The Malaccan Portugese-Preserving Their Heritage, Bajau Laut-Nomads of the Sea, Keris-the Myth and the Magic, Kellie's Castle-Myth and Mystery, Batik, dan Wau.

Widyarka mengaku telah berbicara dengan pihak KRU Studios Production. Menurut informasi yang diperoleh dari pembicaraan tersebut, pihak KRU Studios Production mengakui memang Tari Pendet ditampilkan dalam salah satu film yang akan ditayangkan oleh Discovery Channel.

"Tari pendet itu ilustrasi dalam film Batik. Dalam narasinya jelas-jelas disebutkan tarian itu berasal dari Indonesia," kata Widyarka. "Tetapi setelah terjadi kontroversi, pihak Discovery Channel akan menghentikan penayangan iklan promosi program itu," sambungnya.

Namun, Widyarka menambahkan pihak KBRI akan tetap meneruskan surat protes yang dilayangkan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia. "Kami akan menfasilitasi penyampaian surat protes yang dilayangkan pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen kebudayaan dan Pariwisata kepada pemerintah Malaysia," pungkasnya. (*/OL-03)
-------------------------------------------------------------------


Presiden Bahas Tari Pendet Bersama 2 Menteri
Salah satu agenda utama itu adalah melaporkan soal kasus Tari Pendet.
Selasa, 25 Agustus 2009, 11:13 WIB

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menerima laporan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, dan Menteri Luar Negeri, Hasan Wirajuda. Rencananya, salah satu agenda kedua menteri itu adalah melaporkan soal penggunaan Tari Pendet dalam iklan promosi wisata Malaysia.

Informasi dari Biro Pers Istana Presiden, rencananya sekitar pukul 13.30 WIB, Presiden SBY akan menerima Jero Wacik dan Hasan Wirajuda di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Agustus 2009.

Presiden akan didampingi Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Persoalan Tari Pendet ini ternyata sudah sampai ke telinga Presiden SBY.

"Presiden SBY sudah mendengarnya, namun menteri terkait baru akan melaporkan persoalannya ke presiden besok secara resmi," kata juru bicara kepresidenan Andi Mallarangeng di Istana Presiden, Jakarta, Senin 24 Agustus 2009 kemarin.

Seperti diketahui, Malaysia mengeluarkan iklan pariwisata. Dalam tayangannya, diperlihatkan ada empat penari yang membawakan Tari Pendet. Diduga iklan itu dibuat di kebun raya Bedugul, Tabanan.

Menurut Andi, semua orang juga sudah mengetahui bahwa Tari Pendet adalah milik Bali. "Kita semua tahu bahwa Tari Pendet adalah milik Bali," ujarnya.
-----------------------------------------------------------------------------

Presiden SBY Marah Atas Klaim Malaysia
Selasa, 25 Agustus 2009, 13:52 WIB
Siswanto, Muhammad Hasits

VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi perhatian serius terhadap klaim Malaysia atas Tari Pendet yang digunakan dalam iklan Visit to Malaysia.

“Ya iyalah,” kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, ketika ditanya apakah Presiden SBY marah atas sikap Malaysia itu.

Hal itu diungkapkan Jero Wacik sebelum mengikuti rapat internal dengan Presiden SBY yang juga dihadiri Menteri Luar Negeri; Hassan Wirajuda, Menteri Sekretaris Negara; Hatta Radjasa, dan Menteri Sekretaris Kabinet; Sudi Silalahi, di Kantor Kepresidenan, Selasa 25 Agustus 2009.

Jero Wacik juga belum bersedia menjelaskan apakah rapat tertutup siang ini untuk membahas secara khusus klaim Malaysia terhadap tari tradisional asal Provinsi Bali itu.

Sebelumnya, klaim-klaim kebudayaan Indonesia juga pernah dilakukan negeri itu. Di antaranya, mereka mengklaim angklung, reog Ponorogo, batik, Hombo Batu, dan Tari Folaya.

--------------------------------------------------------------------------

Gubernur Bali: Hentikan Polemik Tari Pendet
Tidak perlu diributkan lagi karena tari pendet adalah milik Bali.
Selasa, 25 Agustus 2009, 17:55 WIB
Amril Amarullah

VIVAnews - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta supaya polemik tari pendet yang dijadikan promosi pariwisata Malaysia tidak perlu diributkan lagi, karena semua dunia sudah tahu tari pendet miliki Bali.

"Saya kira sikap pemerintah Bali dan masyarakat sudah tegas kepada Malaysia tidak bersikap seperti itu lagi karena dunia pun tahu kalau tari pendet jelas-jelas milik Bali," kata Made Mangku Pastika kepada VIVAnews, Selasa, 25 Agustus 2009.

Gubernur Bali mengatakan, soal hukum itu menjadi urusan departemen luar negeri, atau pemerintah pusat karena ini sudah menyangkut antar negara.

"Kami di daerah hanya berkewajiban menyurati pusat untuk menangani persoalan ini agar menangani lebih serius," tututnya.

-----------------------------------------------------------------------------


Rumah Produksi Malaysia Minta Maaf
Permintaan maaf dari rumah produksi film itu tidak etis.
Selasa, 25 Agustus 2009, 16:28 WIB
Siswanto, Muhammad Hasits

VIVAnews - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, sudah menerima permintaan maaf dari rumah produksi Malaysia bernama KRU Studios Production atas ditampilkannya Tari Pendet dalam program film mereka.

“KRU secara tertulis sudah minta maaf. Juga minta maaf kepada saya. Tapi, saya bilang, nantilah,” kata Jero Wacik di Kantor Presiden Jakarta, Selasa 25 Agustus 2009.

Jero Wacik juga menilai permintaan maaf dari rumah produksi film itu tidak etis karena hanya disampaikan melalui surat elektronik kepada pemerintah Indonesia. “Kok pakai email. Minta maafkan ada etikanya juga,” katanya.

Sekarang ini, Jero Wacik mengharapkan permintaan maaf dari pemerintah Malaysia atas klaim Tari Pendet itu. “Saya mau dengar dari pemerintahnya dulu,” katanya.

Soal tudingan klaim bahwa Tari Pendet dipakai dalam iklan promosi wisata mereka telah dibantah Malaysia.

Menurut Malaysia, Tari Pendet, memang tampil di Malaysia, tetapi dalam iklan promosi program Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia.

Enigmatic Malaysia merupakan judul dari enam film dokumenter yang diproduksi KRU Studios Production untuk memperingati kemerdekaan Malaysia.

--------------------------------------------------------------------------------------


Malaysia: Bukan Salah Kami, Tapi Discovery
"Iklan itu bukan dibuat oleh Kementerian Pariwisata Malaysia tapi oleh Discovery."
Kamis, 27 Agustus 2009, 10:05 WIB

VIVAnews - Pemakaian Tari Pendet dalam iklan 'Enigmatic Malaysia' di Discovery Channel, menuai reaksi keras dari masyarakat Indonesia.

Namun, Malaysia menolak keras tudingan bahwa negeri jiran itu mengklaim atau bahkan mencuri budaya Indonesia. Buktinya, pihak Malaysia telah menerima surat permohonan maaf dari jaringan televisi Discovery terkait penayangan tari tradisional asal Bali itu dalam iklannya.

Menteri Pariwisata Malaysia, Ng Yen Yen mengaku telah menerima permohonan maaf pada Rabu 26 Agustus 2009.

"Saya baru saja menelepon Menteri Jero Wacik untuk mengklarifikasi iklan video klip itu bukan dibuat oleh Kementerian Pariwisata Malaysia tapi oleh Discovery," kata dia seperti dimuat laman Bernama, Rabu 26 Agustus 2009 malam.

Menteri Jero Wacik, kata dia, juga telah menerima permintaan maaf dari Discovery pada saat bersamaan. Discovery bahkan telah mencabut iklan tersebut.

Polemik panas penayangan Tari Pendet dalam iklan tentang Malaysia adalah akumulasi kekesalan. Sebelumnya, negeri jiran juga mengklaim angklung, Reog Ponorogo, batik, wayang, lagu Rasa Sayange, Hombo Batu, dan Tari Folaya.

Terkait tari Pendet, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pariwisata juga telah melayangkan surat protes pada Malaysia.

Klaim Malaysia atas tari Pendet juga membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi. "Kita harus mencegah hal-hal seperti ini [hubungan baik], namun harus menjaga dan memelihara hubungan baik, karena ini sudah sering terjadi beberapa kali," kata Presiden SBY di Kantor Presiden Jakarta, Selasa 25 Agustus 2009.

========================================


Malaysia Diduga Klaim tari Pendet
Inilah Pernyataan Malaysia Soal Pendet
"Tak ada seorangpun di Malaysia yang mengklaim Pendet adalah tarian asal Malaysia."
Jum'at, 28 Agustus 2009, 09:25 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Munculnya tari Pendet, tari khas asal Bali, dalam iklan 'Enigmatic Malaysia' membuat masyarakat Indonesia emosi. Tuduhan lantas dilayangkan ke pihak Malaysia yang diduga mengklaim bahkan mencuri kebudayaan Indonesia.

Menanggapi polemik yang makin memanas, Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia mengeluarkan imbauan bagi semua pihak, baik pemerintah terutama media, untuk memahami sensitifitas isu tersebut bagi kedua bangsa. Sehingga, berita yang beredar tak menyakiti pihak manapun.

Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta juga menyatakan penyesalannya atas kesalahpahaman dan tudingan yang diarahkan media di Indonesia yang memberitakan bahwa pemerintah Malaysia telah mencuri tari Pendet.

"Kedutaan Besar Malaysia menekankan bahwa telah terjadi kesalahpahaman dan salah pengertian atas video klip yang beredar, termasuk tudingan kepada pemerintah Malaysia," pernyataan Kedutaan Besar Malaysia, seperti dimuat laman Bernama, Kamis 27 Agustus 2009 malam.

Dalam pernyataannya, Kedutaan Malaysia juga iklan tersebut adalah inisiatif Discovery Asia-Pasifik, sama sekali tak melibatkan pihak Malaysia.

"Tak ada seorangpun di Malaysia yang mengklaim Pendet adalah tarian asal Malaysia," tambah pernyataan tersebut.

"Seharusnya, siapapun yang berani menyimpulkan, harus sudah melakukan riset untuk memverifikasi permasalahan, sebelum akhirnya memberi penilaian."

Kata pernyataan itu. Promosi selama 30 detik itu dikerjakan oleh pihak ketiga yang dipekerjakan oleh Discovery Channel, yang kantornya berkedudukan di Singapura.